Kode filsafat kontemporer hasil dunia pesantren
| |||||
Gambar diatas menunjukkan suatu bentuk filsafat kehidupan yg
disederhanakan dari filsafatnya plato
Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) (lahir
sekitar 427
SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah seorang filsuf
dan matematikawan
Yunani, penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi
Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat.
Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun
banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles.
Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani
Πολιτεία atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi
uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal".[butuh rujukan]
Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates
adalah peserta utama.[butuh rujukan]
Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Cicero
mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang
menulis).Ciri-ciri Karya-karya Plato
Plato dan Socrates dalam lukisan abad pertengahan.
- Bersifat Sokratik
- Berbentuk dialog
Pandangan Plato tentang Ide-ide, Dunia Ide dan Dunia Indrawi
Idea-idea
Sumbangsih Plato yang terpenting adalah pandangannya mengenai idea. Pandangan Plato terhadap idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi.Idea yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja Menurut Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran manusia Idea tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea.Idea adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah.Idea sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita. Idea-idea ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya.Misalnya, idea tentang dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari idea dua, idea dua itu sendiri tidak dapat terpisah dengan idea genap.Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang paling tinggi di antara hubungan idea-idea tersebut.Puncak inilah yang disebut idea yang “indah”Idea ini melampaui segala idea yang ada.Dunia Indrawi
Dunia indrawi adalah dunia hitam yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita.Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Selalu terjadi perubahan dalam dunia indrawi ini. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati.Dunia Idea
Dunia idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita.Dalam dunia ini tidak ada perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada satu idea “yang bagus”, “yang indah”.Di dunia idea semuanya sangat sempurna.Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual.Misalkan saja konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".
Tapi
kami tidak menafikan filsof lainnya yg berpesan dalam pembuantan kode filsafat
ini, baik dari dunia islam seperti imam khozali atau dari dunia yunani seperti
murit2nya plato
Atas sumbangan ini semoga para pembaca dapat lebih dewasa
dalam memandang dunia
Dan kami paparkan penawarnya bak racun dan madu, kami
suguhkan filsafat tasawuf
Pengertian
Ilmu Kalam, Ilmu Filsafat dan Ilmu Tasawuf
a) Pengertian Ilmu Kalam
Ilmu
kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang banyak mengedepankan perbincangan
tentang persoalan persoalan kalam Tuhan. Persoalan persoalan kalam ini biasanya
mengarah sampai pada perbincangan yang mendalam dengan dasar dasar argumentasi,
baik rasional (aqliyah) maupun naqliyah. Argumentasi rasional yang dimaksud
adalah landasan pemahaman yang cendrung menggunakan metode berfikir filosofis,
sedangkan argumentasi naqliyah biasanya bertendesi pada argumentasi berupa
dalil dalil Al Qur’an dan Hadis.
Ilmu
kalam biasa di sebut dengan beberapa nama, Antara lain: Ilmu Ushuluddin, Ilmu
Tauhid, Fiqh Al-Akbar, dan Teologi islam. Disebut ilmu ushuluddin karena
ilmu ini membahas pokok-pokok agama (ushuluddin); disebut ilmu tauhid
karena ilmu ini membahas keesaan Allah Swt.
b) Pengertian Ilmu Filsafat
Hatta
mengemukakan pengertian filsafat lebih baik tidak dibicarakan lebih dulu
(Hatta,1966:1:3). Nanti bila orang telah banyak membaca atau mempelajari
filsafat ,orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat menurut
konotasi filsafat yang ditangkapnya. Langefeld juga berpendapat begitu.
Katanya, setelah orang berfilsafat sendiri ,barulah ia maklum apa filsafat
itu,dan mungkin dalam ia berfilsafat akan makin mengerti apa filsafat itu
(Langeveld ,1961:9)
Dilihat
dari segi praktisnya filsafat berarti “alam fikiran”atau “alam berfikir”.
Berfilsafat artinya berfikir ,namun tidak semua berfikir berarti berfilsafat.
Berfilsafat berarti berfikir secara mendalam dan bersungguh-sungguh. Tugasnya
filsafat adalah hasil karya seseorang manusia yang mencari dan memikirkan
dengan sedalam-dalamnya tentang sesuatu kebenaran. Atau dengan kata lain
Filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh –sungguh tentang hakekat
kebenaran segala sesuatu.
Karena luasnya lingkungan pembahasa ilmu filsafat, maka tidak mustahil kalau
banyak diantara para ahli filsafat memberi definisinya secara berbeda beda.
Coba perhatikan definisi –definisi ilmu filsafat dari filosuf Barat dan Timur
dibawah ini :
1)
Poedjawijatna (1974:11) mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan
yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan pikiran belaka.
2)
Al Farabi (wafat 950 M), filos terbesar sebelum Ibnu Sina mengatakan filosof
adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan untuk menyelidiki
hakekat yang sebenarnya.
3)
Immanuel Kant (1724-1804) yang sering disebut raksasa pikiran Barat, mengatakan
bahwa filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup
didalamnya empat persoalan, yaitu :
- Apakah yang dapat kita ketahui?
(dijawab dengan metafisika)
-Apakah yang boleh kita kerjakan?
(dijawab oleh etika)
-Sampai dimanakah pengharapan kita?
(dijawab oleh agama)
-Apakah yang dinamakan manusia?
(dijawab oleh antropologi)
4)
Pythagoras, orang yang mula-mula menggunakan kata filsafat ,memberikan definisi
filsafat sebagai the love for wisdom. Menurut pythagoras, manusia yang paling
tinggi nilainya ialah manusia pencipta kebijakan (loves of wisdom) sedangkan
yang dimaksud olehnya dengan wisdom kegiatan melakukan perenungan tentang
Tuhan. Ia membagi kualitas manusia menjadi tiga tingkatan : lovers of wisdom,
lovers of success, dan lovers of pleasure (Mayer, 1950:26).
Perbedaan definisi itu menurut Abu Bakar Atjeh (1970:9) disebabkan oleh
berbedanya konotasi filsafat pada tokoh-tokoh itu karena perbedaan keyakinan
hidup yang dianut mereka. Perbedaan itu juga dapat muncul karena perkembangan
filsafat itu sendiri yang menyebabkan beberapa pengetahuan khusus memisahkan
diri dari filsafat.Uraian diatas menjelaskan bahwa kesulitan menentukan
definisi filsafat ialah karena berbedanya definisi yang dibuat para ahli
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
-pengertian filsafat berkembang dari
masa kemasa
-pengertian filsafat itu berbeda
antara satu tokoh dari tokoh lainnya
-kata filsafat itu telah dipakai
untuk menunjukan bermacam-macam objek yang sesungguhnya berbeda
Setelah mempelajari rumusan –rumusan
tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa :
1)
Filsafat ialah “ilmu istimewa” yang mencoba menjawab masalah –masalah yang
tidak dapat jawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena masalah-masalah tersebut
diluar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
2)
Filsafat ialah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami atau
mendalami secara radikal dan integral serta sistimatik hakekat sarwa yang ada :
-hakekat
Tuhan
-hakekat
alam semesta
-hakekat
manusia
Serta sikap manusia termasuk sebagai
konsekwensi dari pada faham tersebut.
c) Pengertian Ilmu Tasawuf
Ø Secara
Lughawi
Dalam
mengajukan teori tentang pengertian tasawuf, baik secara estimologi maupun
secara istilah, para ahli berbeda pendapat. Secara etimologi, pengertian
tasawuf terdiri dari beberapa macam pengertian diantaranya :
Tasawuf
berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan “ahlu suffah” أهل الصفة ,yang berarti sekelompok orang pada masa Rosulullah yang
hidupnya diisi dengan banyak berdiam diri diserambi- serambi masjid, dan mereka
mengabdikan dirinya untuk beribadah kepada Alloh.
“Shafa”
صفاء .kata shafa ini berbentuk fi’il mabni
majhul sehingga menjadi isim mulhaq dengan huruf ya nisbah yang berarti nama
orang orang yang bersih atau suci .Maksudnya adalah orang oarang yang
mensucikan diri dihadapan Tuhannya.
“Saufi”
سوف istilah ini disamakan dengan kata hikmah yang berarti
bijaksana.
Barmawi
Umarie lebih lanjut menegaskan bahwa tasawuf dapat berkonotasi makna
dengan tashawwafa ar-rajulu yang artinya seorang laki-laki yang telah men
tasawuf. Maksudnya, laki-laki itu telah pindah dari kehidupan biasa kepada
kehidupan sufi.
Ø Secara
Istilah
Pengertian
tasawuf secara istilah telah banyak diformulasikan pula ahli yang satu dan yang
lainnya berbeda,diantaranya :
· Menurut Muhammad Ali Al Qassab, ia memberikan ulasan.
Tasawuf adalah akhlak mulia yang timbul pada waktu mulia dari seorang yang
mulia ditengah- tengah kaum yang mulia.
· Menurut Ma’ruf Al Kurkhi, ia mengungkapkan Tasauf adalah
mengambil hakikat dan tidak berharap terhadap apa yang ada ditangan makhluk.
· Menurut Al Junaidi, ia mendefinisikan Tasawuf adalah
membersihkan hati dari apa saja yang mengganggu perasaan makhluk, berjuang
menanggalkan pengaruh budi yang asal (instink) kita, memadamkan sifat-sifat
kelemahan kita sebagai manusia, menjauhi segala seruan nafsu, mendekati
sifat-sifat suci kerohanian, bergantung pada ilmu-ilmu hakikat, memakai barang
yang penting dan terlebih kekal, menaburkan nasihat pada semua orang, memegang
teguh janji dengan Allah dalam hal hakikat, dan mengikuti contoh Rasulullah
dalam hal syariat.
· Menurut Ibnu Khaldun, ia mendefenisikan tasawuf
adalah semacam ilmu syariat yang timbul kemudian didalam agama, asalnya adalah
bertekun ibadah dan memutuskan hubungan dengan segala sesuatu selain Allah,
hanya menghadap Allah semata.
Berdasarkan
pengertian diatas kita dapat meringkas pengertian tasawuf sebagai berikut: ilmu
tasawuf adalah ilmu yang mempelajari usaha-usaha membersihkan diri, berjuang
memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian denganmakrifat menuju keabadian,
salin mengingatkan antara manusia, serta berpegang teguh pada janji Allah dan
mengikuti syariat Rasulullah dalam mendekatkan diri dan mencapai keridhaan Nya.
B. TUJUAN, FUNGSI, DAN GUNA FILSAFAT
Menurut
Harold H Titus, filsafat ialah suatu usaha untuk memahami alam semesta,
maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni
adalah kreatifitas, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan
(understanding dan wisdom).
Dr.Oemar
A Hoesin mengatakan : ilmu memberikan kita pada pengetahuan, dan filsafat
memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan
pengetahuan yang tersusun dengan tertib akan kebenaran.
Sutan
Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya : bahwa filsafat itu dapat memberi
ketenangan dalam fikiran dan kemantapan hati, meskipun dalam menghadapi maut.
Dalam tujuannya yang tunggal ( yaitu kebenaran ) itulah letaknya kebesaran,
kemuliaan, malahan kebangsawanan filsafat diantara kerja manusia yang
lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan seluas luasnya baginya
itulah tujuan yang tertinggi dan itulah satu- satunya. Bagi manusia seorang
berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsyaf-insyafnya
,senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab,baik Tuhan,alam atau
kebenaran.
Studi
filsafat haus membantu orang orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas
dasar yang matang secara intelektuil. Filsafat dapat mendukung kepercayan
keagamaan seseorang, asal saja kepercayaan itu tidak tergantung pada konsepsi
yang pra ilmiah, yang usang, yang sempit dan yang dogmatis. Urusan (conserns)
utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian,
kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakekat
kebenaran sesuatu. Baik dalam logika (kebenaran berfikir), etika (berprilaku),
maupun metafisika (hakikat keaslia).
C. Dasar-dasar Tasawuf dan Ciri-cirinya
a) Dasar-dasar Tasawuf
Dewasa
ini, kajian tentang tasawuf semakin banyak diminati orang hanya saja tingkat
ketertarikan mereka tidak dapat di klaim sebagai sebuah penerimaan bulat-bulat
terhadap tasawuf. Ketertarikan mereka terhadap tasawuf dapat dilihat dari dua
kecenderungan. Pertama kecendrungan terhadap kebutuhan fitrah atau naluri.
Kedua kecendrungan kepada akademis. Kecenderungan pertama mengisyaratkan bahwa
manusia sesungguhnya membutuhkan sentuhan–sentuhan spiritual atau rohani.
Kesejukan dan kedamaian hati merupakan salah satu kebutuhan yang ingin mereka
penuhi dengan sentuhan spiritual. Hal ini sebagai mana diungkapkan oleh
Barmawie Umarie bahwa setiap rohani manusia senantiasa rindu hendak kembali
ketempat asal, selalu rindu kepada Kekasihnya yang Tunggal.
Adapun
kecendrungan kedua mengisyaratkan bahwa tasawuf memang menarik untuk dikaji secara
akademis. Kecendrungan kedua ini memosisikan kajian tasawuf hanya sebagai
sebuah pengayaan keilmuan ditengah keilmuan- keilmuan lain yang berkembang
didunia.Kecendrungan- kecendrungan diatas menuntut adanya pengkajian tasawuf
dalam kemasan yang proposional dan fundamental. Hal ini dimaksudkan agar
tasawuf yang kian banyak menarik peminat itu dapat dipahami dalam kerangka
kuat,disamping itu juga untuk memagari tasawuf supaya tetap berada dijalur yang
benar. Al Qur’an dan Hadis merupakan kerangka acuan pokok yang selalu dipegangi
oleh umat islam.
1) Dasar Al-Qur’an
Al
Qur’an dan As Sunnah adalah nash,dalam hal inilah tasawuf pada awal
pembentukannya adalah manifestasi akhlak atau keagamaan. Moral keagamaan ini
banyak disinggung dalam Al Qur’an dan as Sunnah. Dengan demikian sumber pertama
tasawuf adalah ajaran- ajaran islam .Al Qur’an merupakan Kitab allah yang
didalamnya terkandung muatan muatan ajaran islam, baik aqidah,syari’ah, maupun
muamalah.Ayat ayat Al Qur’an itu, disatu sisi ada yang perlu dipahami secara
tekstual lahiriah ,tetapi disisi lain ada juga hal yang perlu dipahami secara
konstektual rohani.
2) Dasar Hadis
Selain
dengan apa yang ada dalam Al Qur’an ternyata tasawuf juga dapat dilihat dalam
karangka hadist.Rosulullah saw bersabdah : Demi Allah aku memohon ampunan
kepada Allah dalam sehari semalam tak kurang dari tujuh puluh kali (H.R Al
Bukhari). Baik Al Qur’an, Al Hadist, maupun suri teladan dari para sahabat
,merupakan dari benih benih tasawuf dalam kedudukannyasebagai ilmu tentang
tingkatan ( maqamat), dan keadaan (ahwal).
b) Ciri-ciri Tasawuf
Karena
sulitnya memberikan definisi yang lengkap tentang tasawuf, Abu Al Wafa Al
Ghanimi At-Taftazani menurutnya tasawuf memiliki lima ciri umum diantaranya :
1.Peningkatan moral
2.Pemenuhan fana(sirnal) dalam
realitas mutlak
3.Pengetahuan intuitif langsung
4.Timbulnya rasa kebahagiaan sebagai
karunia Allah dalam diri seorang sufi karena tercapainya maqamat ( maqam-maqam
atau beberapa tingkatan )
5.Penggunaan simbol-simbol pengungkapan
yang biasanya mengandung pengertian harfiah dan tersirat.
D. Hubungan ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf
Dalam
kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf berfungsi sebagai pemberi
wawasan spritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan yang mendalam melalui hati
(dzauq dan widan) terhadap ilmu tauhid atau ilmu kalam menjadikan
ilmu ini lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku. Dengan demikian,
ilmu tasawuf merupakan penyempurna ilmu tauhid jika dilihat dari sudut pandang
bahwa ilmu tasawuf merupakan sisi terapan rohaniah dari ilmu tauhid.
Kajian-kajian mereka tentang jiwa dalam pendekatan kefilsafatan ternyata telah
banyak memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesempurnaan kajian
tasawuf dalam dunia Islam.
Pemahaman
tentang jiwa dan roh itu sendiri menjadi hal yang esensial dalam tasawuf.
Kajian kefilsafatan tentang jiwa dan roh kemudian banyak dikembangkan dalam
tasawuf. Namun, perlu juga dicatat bahwa istilah yang lebih banyak dikembangkan
dalam tasawuf adalah istilah qalb (hati). Istilah qalb ini memang lebih
spesifik dikembangkan dalam tasawuf. Namun, tidak berarti bahwa istilah qalb
tidak berpengaruh dengan roh dan jiwa. Ilmu kalam pun berfungsi sebagai
pengendali ilmu tasawuf. Oleh karena itu, jika timbul suatu aliran yang bertentangan
dengan akidah, atau lahir suatu kepercayaan baru yang bertentangan dengan
Al-Qur’an dan As-Sunnah, hal itu merupakan penyimpangan atau penyelewengan.
Jika bertentangan atau tidak pernah diriwayatkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah,
atau belum pernah diriwayatkan oleh para ulama salaf, hal itu harus ditolak.
Dr.
Fuad Al-Ahwani di dalam bukunya Filsafat Islam tidak setuju kalau filsafat sama
dengan ilmu kalam. Dengan alasan-alasan sebagai berikut: Karena ilmu kalam
dasarnya adalah keagamaan atau ilmu agama. Sedangkan filsafat merupakan
pembuktian intelektual.Obyek pembahasannya bagi ilmu kalam berdasar pada Allah
SWT.dan sifat-sifat-Nya serta hubungan-Nya dengan alam dan manusia yang berada
di bawah syariat-Nya. Objek filsafat adalah alam dan manusia serta pemikiran
tentang prinsip wujud dan sebab-sebabnya.Seperti filosuf Aristoteles yang dapat
membuktikan tentang sebab pertama yaitu Allah.Tetapi ada juga yang mengingkari
adanya wujud Allah SWT.sebagaimana aliran materialisme. Selain itu, ilmu
tasawuf mempunyai fungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam
perdebaan-perdebatan kalam. Sebagaimana disebutkan bahwa ilmu kalam dalam dunia
Islam cenderung menjadi sebuah ilmu yang mengandung muatan nasional, di samping
muatan naqliah. Jika tidak diimbangi dengan kesadaran rohaniah, ilmu kalam
dapat bergerak ke arah yang lebih liberal dan bebas.
Adapun
titik persamaan dan titik perbedaan antara ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf
v Titik persamaan
Ilmu
kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek kajian
ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan
dengannya, objek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan di
samping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu objek
kajian tasawuf adalah tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan terhadapnya.Jadi,
dilihat dari aspek objeknya ketiga ilmu itu membahas masalah yang berkaitan
dengan ketuhanan.
v Titik Perbedaan
Perbedaan
diantara ketiga ilmu tersebut terletak pada aspek metodologinya.
Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika, disamping
argumentasi-argumentasi naqliyah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan
ajaran agama, yang sangat tanpak apologinya. Pada dasarnya ilmu ini menggunakan
metode dialektika (jadaliyah) dikenal juga dengan istilah dialog
keagamaan, ilmu kalam berisi keyakinan-keyakinan kebenaran agama yang
dipertahankan melalui argumen-argemen rasional. Sebagian ilmuwan bahkan
mengatakan bahwa ilmu ini berisi keyakinan-keyakinan kebenaran, praktek dan
pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan
pendekatan rasional.
Adapun
ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada rasio. Oleh sebab
itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif. Sebagai sebuah ilmu yang prosesnya
diperoleh dari rasa, ilmu tasawuf bersifat sangat subjektif, yakni sangat
berkaitan dengan pengalaman seseoarang. itulah sebabnya, bahasa
tasawuf sering tanpak aneh bila dilihat dari aspek rasio.
Titik
singgung antara ilmu kalam dan ilmu tasawuf adalah sebagai berikut:
a. Ilmu Kalam
Dalam
ilmu kalam di temukan pembahasan iman yang definisinya, kekufuran dan
menifestasinya serta kemunafikan dan batasannya.Ilmu kalam berfungsi sebagai
pengendali ilmu tasawuf.Ilmu kalam dapat memberikan kontribusi kepada ilmu
tasawuf.
b. Ilmu Tasawuf
Ilmu
tasawuf merupakan penyempurnaan ilmu tauhid (ilmu kalam). Ilmu tasawuf
berfungsi sebagai wawasan spiritual dalam pemahaman kalam.Ilmu tasawuf
mempunyai fungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan–perdebatan
kalam. Amalan-amalan tasawuf mempunyai pengaruh yang besar dalam
ketauhidan.Dengan ilmu tasawuf, semua persoalan yang berada dalam kajian ilmu
tauhid (ilmu kalam) terasa lebih bermakna, tidak kaku, tetapi lebih dinamis dan
aplikatif.

kami berterima kasih dengan :
http://arsyadiyah.blogspot.co.id/2015/07/hubungan-ilmu-kalam-filsafat-dan-tasawuf.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Plato
Tidak ada komentar:
Posting Komentar