Rabu, 28 Desember 2016

ilmu hadis01



 makalah hadis
 Hasil gambar untuk ilmu hadits
A. Pengantar Istilah-isltilah dalam Ilmu Hadis
Haditst  adalah salah satu aspek  ajaran Islam yang menempati posisi penting dalam pandangan Islam. Al-Qur’an dan nabi dengan sunnahhnya (haditstnya) merupakan dua hal pokok dalam ajaran Islam. Keduannya merupakan hal sentral yang menjadi “jantung” umat Islam. Karena seluruh bangunan  doktrin dan sumber keilmuanya Islam terinspirasi dari dua hal pokok tersebut. Oleh karena itu wajar dan logis jika bila perhatian dan aspirasi terhadap keduanya melebihi perhatian dan aspirasi terhadap keduanya melebihi perhatian dan aspirasi terhadap bidang yang lain .Haditst adalah sumber ajaran Islam kedua, setelah Al-Qur’an. Dan haditst nabi Sebagai salah satu sumber ajaran Islam, cukup banyak ayat Al-Qur’an yang memerintahkan orang-orang yang beriman untuk patuh dan mengikuti petunjuk-petunjuk Nabi Muhammad, utusan Allah. Sebagian dari ayat-ayat Al-Qur’an itu adalah surat al-Hasr 59:7. Dalam mempelajari haditst Nabi SAW, kita tidak akan pernah terpisah dengan istilah – istilah yang berhubungan dengan ulumul hadits. Pengetahuan tentang istilah-istilah ini akan membantu kita dalam memahami dan mempelajari ulumul haditst. Istilah dalam ilmu haditst sangat banyak baik yang berhubungan dengan macam-macam haditst, generasi periwayat, kegiatan periwayatan, pengutipan haditst dan pembagian khabar individu yang dijadikan sebuah sandaran. mempelajari hadis adalah bagian dari  pendidikan seumur hidup
B.       Istilah yang berkaitan dengan generasi periwayat hadits
  1. Sahabat
Secara etimologi, kata “sahabat” berasal dari bahasa Arab yang merupakan kata bentuk plural untuk kata صاحب (sahib) yang mempunyai arti selalu menyertai dan menemani. Dari penjelasan tersebut, “sahabat” menurut akar katanya berarti orang yang selalu menyertai dan menemani orang lain. Sedangkan apabila dilihat dari sudut terminologinya, para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan pengertian “sahabat” seperti berikut:
Ahmad bin Hanbal, Bukhari, Ibnu Shalah dan mayoritas ulama hadits menyatakan bahwa sahabat adalah orang muslim yang pernah menyaksikan Rasulullah saw. walau hanya untuk sesaat.
Sedangkan menurut Ibnu Hazm bahwa sahabat adalah orang yang pernah duduk bersama Rasulullah saw. walau untuk sesaat, mendengar darinya walau sepatah kata, atau pernah menyaksikan beliau dalam suatu kondisi, dengan syarat orang tersebut tidak dalam keadaan munafiq dan tidak menjadi munafiq hingga ia meninggal.
Sedangkan menurut Ibnu Hajar al-Asqalani bahwa sahabat adalah orang yang pernah bertemu dengan Rasulullah saw., beriman kepadanya serta meninggal dalam keadaan Islam. Dengan pengertian ini, termasuk dalam kelompok sahabat adalah semua orang-orang yang masuk Islam pada peristiwa Fath Mekkah, atau orang-orang yang menyaksikan Rasulullah saw. dalam waktu singkat dan tidak pernah meriwayatkan hadits darinya.
Namun menurut istilah ilmu hadits yang disepakati oleh para ulama hadits, sahabat ialah orang islam yang pernah bertemu atau melihat Nabi Muhammad saw. dan wafat dalam keadaan beragama Islam.
2. Mukhadhramin

Kata Mukhadhramin merupakan bentuk jamak (plural) dari kata

Mukhadhram. Pengertiannya adalah orang yang hidup pada masa Jahiliyah dan masa Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam lalu masuk Islam akan tetapi ia tidak sempat melihat beliau Shallallahu Alaihi Wassalam. Menurut pendapat yang shahih, Mukhadhramin dimasukkan ke dalam kategori kalangan Tabi’in. Jumlah mereka ditaksir sebanyak 20 orang seperti yang dihitung oleh Imam Muslim. Akan tetapi pendapat yang tepat, bahwa jumlah mereka lebih dari itu, di antara nama mereka terdapat Abu ‘Utsman an-Nahdi dan al-Aswad bin Yazid an- Nakha’iy.

3. Tabi’in
Tabi'in artinya pengikut, adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah para Sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wassallam dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassallam. Usianya tentu saja lebih muda dari Sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wassallam bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa Sahabat masih hidup. Tabi'in disebut juga sebagai murid Sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wassallam.

4. Al-mutaqoddimun
Yaitu para ulama’ yang hidup pada abad ke-2 dan ke-3 Hijriah yang telah menghimpun hadits-hadits Nabi SAW. di dalam kitab 3 mereka yang mereka dapatkan melalui kunjungan langsung ke guru-guru mereka. Diantara ulama’ Mutaqoddimun yang telah berhasil menghimpun hadits-hadits Nabi SAW. di dalam mereka adalah :
a.       Imam Ahmad Ibn Hanbal (164 – 241H)
b.      Imam Bukhori (194 – 256 H)
c.       Imam Muslim (220 – 261 H)
d.      Imam Al-Nasa’i (215 – 303 H)
e.       Imam Abu Daud (202 – 276 H)
f.        Imam Al-Tirmidzi (209 – 269 H)
g.       Imam Ibn Majjah (202 – 279 H)
5. Al-Mutaakhirun
Yaitu para ulama’ hadits yang hidup pada abad ke-4 Hijriah dan seterusnya.
Diantara tokoh-tokoh Muta’akhirun adalah :
a.       Imam Al-Hakim (359 – 405 H)
b.      Imam Al-Dar al-Quthni (w – 385 H)
c.       Imam Ibn Hibban (w – 354 H)
d.      Imam al-Thabrani (w – 360H)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar