makalah hadis

A. Pengantar Istilah-isltilah dalam Ilmu Hadis
Haditst adalah salah satu aspek ajaran Islam yang
menempati posisi penting dalam pandangan Islam. Al-Qur’an dan nabi dengan
sunnahhnya (haditstnya) merupakan dua hal pokok dalam ajaran Islam. Keduannya
merupakan hal sentral yang menjadi “jantung” umat Islam. Karena seluruh
bangunan doktrin dan sumber keilmuanya Islam terinspirasi dari dua hal
pokok tersebut. Oleh karena itu wajar dan logis jika bila perhatian dan
aspirasi terhadap keduanya melebihi perhatian dan aspirasi terhadap keduanya
melebihi perhatian dan aspirasi terhadap bidang yang lain .Haditst adalah
sumber ajaran Islam kedua, setelah Al-Qur’an. Dan haditst nabi Sebagai salah
satu sumber ajaran Islam, cukup banyak ayat Al-Qur’an yang memerintahkan
orang-orang yang beriman untuk patuh dan mengikuti petunjuk-petunjuk Nabi
Muhammad, utusan Allah. Sebagian dari ayat-ayat Al-Qur’an itu adalah surat
al-Hasr 59:7. Dalam mempelajari haditst Nabi SAW, kita tidak akan pernah terpisah dengan
istilah – istilah yang berhubungan dengan ulumul hadits. Pengetahuan tentang istilah-istilah ini akan membantu kita
dalam memahami dan mempelajari ulumul haditst. Istilah dalam ilmu haditst
sangat banyak baik yang berhubungan dengan macam-macam haditst, generasi
periwayat, kegiatan periwayatan, pengutipan haditst dan pembagian khabar
individu yang dijadikan sebuah sandaran. mempelajari hadis adalah bagian dari
pendidikan seumur hidup
B. Istilah yang berkaitan
dengan generasi periwayat hadits
- Sahabat
Secara
etimologi, kata “sahabat” berasal dari bahasa Arab yang merupakan kata bentuk
plural untuk kata صاحب (sahib) yang mempunyai
arti selalu menyertai dan menemani. Dari penjelasan tersebut, “sahabat” menurut akar katanya
berarti orang yang selalu menyertai dan menemani orang lain. Sedangkan apabila
dilihat dari sudut terminologinya, para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan
pengertian “sahabat” seperti berikut:
Ahmad bin Hanbal,
Bukhari, Ibnu Shalah dan mayoritas ulama hadits menyatakan bahwa
sahabat adalah orang muslim yang pernah menyaksikan Rasulullah saw. walau hanya
untuk sesaat.
Sedangkan menurut Ibnu
Hazm bahwa sahabat adalah orang yang pernah duduk bersama Rasulullah saw. walau
untuk sesaat, mendengar darinya walau sepatah kata, atau pernah menyaksikan
beliau dalam suatu kondisi, dengan syarat orang tersebut tidak dalam keadaan munafiq
dan tidak menjadi munafiq hingga ia meninggal.
Sedangkan menurut Ibnu Hajar
al-Asqalani bahwa sahabat adalah orang yang pernah bertemu dengan Rasulullah
saw., beriman kepadanya serta meninggal dalam keadaan Islam. Dengan pengertian
ini, termasuk dalam kelompok sahabat adalah semua orang-orang yang masuk Islam
pada peristiwa Fath Mekkah, atau orang-orang yang menyaksikan Rasulullah saw.
dalam waktu singkat dan tidak pernah meriwayatkan hadits darinya.
Namun
menurut istilah ilmu hadits yang disepakati oleh para ulama hadits, sahabat
ialah orang islam yang pernah bertemu atau melihat Nabi Muhammad saw. dan wafat
dalam keadaan beragama Islam.
2. Mukhadhramin
Kata Mukhadhramin
merupakan bentuk jamak (plural) dari kata
Mukhadhram.
Pengertiannya adalah orang yang hidup pada masa Jahiliyah dan masa Nabi
Shallallahu Alaihi Wassalam lalu masuk Islam akan tetapi ia tidak sempat
melihat beliau Shallallahu Alaihi Wassalam. Menurut pendapat yang shahih,
Mukhadhramin dimasukkan ke dalam kategori kalangan Tabi’in. Jumlah mereka
ditaksir sebanyak 20 orang seperti yang dihitung oleh Imam Muslim. Akan tetapi
pendapat yang tepat, bahwa jumlah mereka lebih dari itu, di antara nama mereka
terdapat Abu ‘Utsman an-Nahdi dan al-Aswad bin Yazid an- Nakha’iy.
3. Tabi’in
Tabi'in
artinya pengikut, adalah orang Islam awal yang masa hidupnya setelah para
Sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wassallam dan tidak mengalami masa
hidup Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wassallam. Usianya tentu saja lebih
muda dari Sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wassallam bahkan ada yang
masih anak-anak atau remaja pada masa Sahabat masih hidup. Tabi'in disebut
juga sebagai murid Sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wassallam.
4. Al-mutaqoddimun
Yaitu
para ulama’ yang hidup pada abad ke-2 dan ke-3 Hijriah yang telah menghimpun
hadits-hadits Nabi SAW. di dalam kitab 3 mereka yang mereka dapatkan melalui
kunjungan langsung ke guru-guru mereka. Diantara ulama’ Mutaqoddimun yang telah
berhasil menghimpun hadits-hadits Nabi SAW. di dalam mereka adalah :
a.
Imam Ahmad Ibn Hanbal (164 – 241H)
b.
Imam Bukhori (194 – 256 H)
c.
Imam Muslim (220 – 261 H)
d.
Imam Al-Nasa’i (215 – 303 H)
e.
Imam Abu Daud (202 – 276 H)
f.
Imam Al-Tirmidzi (209 – 269 H)
5. Al-Mutaakhirun
Yaitu
para ulama’ hadits yang hidup pada abad ke-4 Hijriah dan seterusnya.
Diantara
tokoh-tokoh Muta’akhirun adalah :
a.
Imam Al-Hakim (359 – 405 H)
b.
Imam Al-Dar al-Quthni (w – 385 H)
c.
Imam Ibn Hibban (w – 354 H)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar