Rabu, 28 Desember 2016

ilmi hadis04



 Hasil gambar untuk ilmu hadits
F.        Istilah yang berkaitan dengan kandungan hadits

a. Berhubungan dengan bentuk hadits

1. Hadis Qudsiy dan Hadis Nabawi
Hadis qudsiy ialah sesuatu yang dikhabarkan oleh Allah kepada Nabi-Nya dengan melalui ilham atau mimpi, yang kemudian Nabi menyampaikan makna dari ilham atau mimpi itu dengan ungkapan atau lafal dari baginda sendiri.[31]
Perbedaan mendasar antara Hadis Qudsiy dengan Hadis Nabawiy, menurut al-Thibiy yang dikutip dalam bukunya DR.H.M. Arief Halim.,MA., bahwa hadis quddsiy merupakan sesuatu yang dikhabarkan oleh Allah secara ilham atau mimpi, yang maknanya kemudian dikhabarkan oleh Rasulullah kepada umatnya dengan bahasa baginda sendiri. Sedangkan hadis Nabawiy tidaklah disandarkan kepada Allah swt.[32]
Sementara itu, perbedaan antara al-Qur’an, hadis qudsiy, dan hadis nabawiy, antara lain bahwa al-Qur’an merupakan wahyu dari Allah baik lafal maupun maknya. Sedangkan hadis qudsiy hanya maknya dari Allah sementara lafalnya dari Nabi Muhammad. Sedangkan hadis nabawiy makna dan lafalnya dari Nabi Muhammad sendiri.[33]

2. Hadis Qawliy, Fi’liy dan Taqririy
Hadis Qawliy adalah hadis dalam bentuk perkataan atau ucapan Nabi. Sedangkan hadis fi’liy adalah hadis dalam bentuk perbuatan yang dikerjakan oleh Rasulullah, yang disampaikan oleh sahabat yang sempat melihat baginda mengerjakannya. Sementara hadis taqririy adalah hadis dalam bentuk perbuatan sahabat yang dikerjakan di hadapan Rasulullah dan baginda tidak melarangnya, yang disampaikan oleh sahabat yang melihat atau yang mengalami kejadian itu.[34]

b. Berhubungan dengan kandungan hadits

a. Hadis Targib wa al-Tarhib
hadis  targib dan tarhib, yaitu hadis yang berkaitan dengan masalah keutamaan amal, member kabar gembira untuk melakukan berbagai macam amal dan menjauhkan dari perbuatan-perbuatan yang terlarang.
b. Hadis Ahkam wa al-Irsyad
Hadis ahkam dan irsyad, yaitu hadis yang berkaitan dengan masalah hukum atau fikih, yang memberi petunjuk bahwa hal yang sepatutnya dilaksanakan dalam berbagai ibadah, muamalah, termasuk jual-beli dan yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat.[35]
G.        Istilah yang berkaitan dengan penelusuran sumber pengutipan hadits
1. Takhrij al-Hadits
Istilah tkhrij al-hadits mengandung dua pengertian, yaitu:
a.    Kegiatan penelusuran atau pencarian suatu hadits kepada kitab asalnya atau kitab-kitab yang tergolong muktabar
b.    Kegiatan pengkajian kualitas sanad dan matan suatu hadits, kemudian menuliskan dalam suatu kitab oleh para pengkajinya.[36]

2. Akhrajuhu
Istilah akhrajuhu, merupakan suatu ungkapan yang menunjukkan bahwa, hadits bersangkutan telah diriwayatkan oleh periwayatnya bersama dengan sanad hadits itu sendiri.[37]

3.   Akhrajahu al-Sab’ah
Istilah ini umumnya mengiringi matan dari suatu Hadits. Hal tersebut berarti bahwa Hadits yang disebutkan terdahulu diriwayatkan oleh tujuh Ulama’ atau Perawi Hadits, yaitu Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, Al-Tirmidzi, Al-Nasa’i, dan Ibn Majjah.

4.   Akhrajahu al-sittah
Maksud Istilah ini adalah bahwa matan Hadits yang disebutkan dengannya adalah diriwayatkan oleh enam orang perawi Hadits, yaitu: Bukhari, Muslim, Abu Daud, Al-Tirmidzi, Al-Nasa’i, dan Ibn Majjah.

3. Akhrajahu al-khamsah atau disebut juga Akhrajahu al-Arba’ah wa Ahmad
Maksudnya adalah matan Hadits yang disebutkan bersamanya diriwayatkan oleh lima orang Imam Hadits, yaitu: Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, Al-Tirmidzi, Al-Nasa’i, dan Ibn Majjah.

4. Akhrajahu al-Arba’ah atau Akhrajahu Ahsab al-Sunan
Bahwa matan Hadits yang disebutkan dengannya diriwayatkan oleh empat orang Imam Hadits, yaitu penyusunan kitab-kitab sunan, yang terdiri atas: Abu Daud, Al-Tirmidzi, Al-Nasa’i, Ibn Majjah.

5. Akhrajahu al-Tsalatsah
Maksudnya, adalah bahwa matan Hadits yang disebutkan besertanya diriwayatkan oleh tiga orang imam Hadits, yaitu: Abu Daud, Al-Tirmidzi, Al-Nasa’i.

6. Muttafaq ‘Alaihi
Maksudnya, bahwa matan Hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dengan ketentuan bahwa sanad terakhirnya, yaitu di tingkat Sahabat, bertemu.
Perbedaannya dengan Al-Bukhari wa Muslim adalah, bahwa yang disebut terakhir, matan Haditsnya diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, tetapi sanad-nya berbeda pada tingkatan sahabat, yaitu di tingkat sahabat kedua sanad tersebut tidak bertemu. Istilah yang terakhir ini sama dengan Rawahu Al-Syaykhan, Akhrajahu Al-Syaykhan, atau Rawahu Bukhari Wa Muslim.
7. Akhrajahu al-Jama’ah
Maksudnya, bahwa matan Hadits tersebut diriwayatkan oleh jemaah ahli [38]

ilmu hadis03



 Hasil gambar untuk ilmu hadits
e. Abdullah bin 'Abbas Radhiyallahu 'anhu (wafat 68 H)
Abdullah bin Abbas adalah sahabat kelima yang banyak meriwayatkan haditst sesudah Sayyidah Aisyah, ia meriwayatkan 1.660 hadits.
Dia adalah putera Abbas bin Abdul Mutthalib bin Hasyim, paman Rasulullah dan ibunya adalah Ummul Fadl Lababah binti harits saudari ummul mukminin Maimunah.

f. Jabir bin Abdullah Radhiyallahu ‘anhu (wafat 74 H)
Jabir bin Abdullah meriwayatkan 1.540 haditst, Ayahnya bernama Abdullah bin Amr bin Hamran Al-Anshari as-Salami.  Ia bersama ayahnya dan seorang pamannya mengikuti Bai’at al-‘Aqabah kedua di antara 70 sahabat anshar yang berikrar akan membantu menguatkan dan menyiarkan agama Islam, Jabir juga mendapat kesempatan ikut dalam peperangan yang dilakukan oleh Nabi, kecuali perang Badar dan Perang Uhud, karena dilarang oleh ayahku. Setelah Ayahku terbunuh, aku selalu ikut berperang bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam.

g. Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu (wafat 74 H)
Abu Sa’id Al-Khudri adalah orang ke tujuh yang banyak meriwayatkan haditst dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Telah meriwayatkan 1.170 hadits. Orang orang pernah memintanya agar mengizinkan mereka menulis hadits hadits yang mereka dengar darinya. Ia menjawab “ Jangan sekali kali kalian menulisnya dan jangan kalian menjadikan sebagai bacaan, tetapi hapalkan sebagaimana aku menghapalnya”.

2. Generasi sesudah masa Nabi

a. Amir al-Mu’min fi al-Hadits
Gelaran amir al-Mu’min fi al-Hadits merupakan gelaran tertinggi bagi ahli hadits. Gelar ini pada awalnya dinisbahkan kepada para khalifah setelah Abu Bakar Assiddiq. Kemudian gelaran itu diterapkan juga kepada para ulama hadits yang memenuhi syarat, seolah-olah mereka berfungsi sebagai khalifah dalam menyampaikan hadits/sunnah. Diantara ulama hadits yang berhak menerima gelar tersebut yaitu:
a.       Syu’ban bin al-Hajjaj (w.160 H)
b.      Sufyan al-Tsawriy (w.161 H)
c.       Ahmad bin Hanbal (w.241 H)
d.      Al-Bukhari (W.256 H)
e.       Muslim (w.261 H)
f.        Al-Daraquthniy (w.385 H)
b. al-Hakim
Al Hakim, yaitu orang yang mengetahui seluruh hadits yang pernah diriwayatkan, baik dari segi sanad maupun matan, jarh (tercela)nya, ta’dil (terpuji)nya, dan sejarahnya. Setiap rawi diketahui sejarah hidupnya, perjalanannya, guru guru, dan sifat sifatnya yang dapat diterima maupun yang ditolak. Ia harus dapat menghafal hadits lebih dari 300.000 hadits beserta sanadnya. Para muhaddits yang mendapat gelar ini antara lain Ibn Dinar (w. 162 H), Al Laits ibn Sa'ad, seorang mawali yang menderita buta di akhir hayatnya (w. 175 H), Imam Malik (w. 179 H), dan Imam Syafi (w. 204 H).

c. al-Hujjah
Al-Hujjah, Yaitu gelar keahlian bagi para imam yang sanggup menghafal 300.000 hadits, baik matan, sanad, maupun perihal si rawi tentang keadilannya, kecacatannya, dan biografinya (riwayat hidupnya). Para muhaddits yang mendapat gelar ini antara lain ialah Hisyam ibn Urwah (w. 146 H), Abu Hudzail Muhammad ibn Al Walid (w. 149 H), dan Muhammad Abdullah ibn Amr (w. 242 H).

d. al-Hafizh
Al-Hafidh Ialah gelar utk ahli hadits yg dapat menshahihkan sanad dan matan hadits dan dapat men-ta’dil-kan dan men-jarh-kan rawinya. Seorang al-hafidh harusmenghafal hadits-hadits sahih mengetahui rawi yg waham {banyak purbasangka} illat-illat hadits dan istilah-istilah para muhaditsin. Menurut sebagian pendapat al-hafidh itu harus mempunyai kapasitas menghafal 100.000 hadits. Para muhaditsin yg mendapat gelar ini antara lain Al-Iraqi Syarafuddin ad-Dimyathi Ibnu Hajar al-Asqalani dan Ibnu Daqiqil Id.


e. al-Muhaddits
Al-Muhaddits Menurut muhaditsin-muhadditsin mutaqaddimin al-hafidh dan al-muhaddits itu searti. Tetapi menurut mutaakhkhirin al-hafidh itu lbh khusus daripada al-muhaddits. Kata At-Tajus Subhi Al-muhaddits ialah orang yg dapat mengetahui sanad-sanad illat-illat nama-nama rijal ali dan nazil -nya suatu hadits memahami kutubus sittah Musnad Ahmad Sunan al-Baihaqi Majmu Thabarani dan menghafal hadits sekurang-kurangnya100 buah. Muhaditsin yg mendapat gelar ini antara lain Atha bin Abi Ribah {seorang mufti masyarakat Mekah wafat 115 H} dan Imam Az-Zabidi {salah seorang ulama yg mengikhtisharkan kitab Bukhari-Muslim.

f. al-Musnid
Al-Musnid Yakni gelar keahlian bagi orang yg meriwayatkan sanadnya baik menguasai ilmunya maupun tidak. Al-musnid juga disebut dengan at-thalib al-mubtadi dan ar-rawi.

E.  Istilah yang berkaitan dengan terdahulu masuk islam,abadillah, Mutaqaddimin, Muta’akhirin

a. al-Sabiqun al-Awwalun
al-Sabiqun al-Awwalun adalah orang-orang terdahulu yang pertama kali masuk/ memeluk Islam. Mereka adalah dari golongan kaum Muhajirin dan Anshar. Mereka semua sewaktu masuk Islam berada di kota Mekkah, sekitar tahun 610 Masehi pada abad ke-7. Pada masa penyebaran Islam awal, para sahabat nabi di mana jumlahnya sangat sedikit dan golongan as-sabiqun al-awwalun yang rata-ratanya adalah orang miskin dan lemah.

al-Sabiqun al-Awwalun diantaranya:
1.      Khadija - Orang pertama yang masuk Islam
2.      Lubabah binti al-Harith - Diklaim sebagai wanita pertama yang masuk Islam setelah Khadijah
3.      Ali bin Abi Thalib - Lelaki (anak-anak) pertama yang masuk Islam (umur 10 tahun)
4.      Abu Bakar - Lelaki pertama yang masuk Islam

5.      Zaid bin Haritsah - Lelaki ketiga yang masuk Islam
6.      Bilal bin Ribah - Termasuk yang paling awal masuk Islam
7.      Abu Dzar Al-Ghiffari - Termasuk yang paling awal masuk Islam
8.      Abdullah bin Mas'ud - Lelaki keenam yang masuk Islam?
9.      Ammar bin Yasir - Lelaki keenam yang masuk Islam?
10.  Sumayyah binti Khayyat - Orang ketujuh yang masuk Islam
11.  Jafar bin Abi Talib - Termasuk yang paling awal masuk Islam
12.  Abdurrahman bin Auf - Salah seorang dari delapan orang pertama yang menerima agama Islam, dua hari setelah Abu Bakar.
13.  Utsman bin Affan - Termasuk yang paling awal masuk Islam
14.  Zubair bin Awwam bin Khuwailid - Termasuk yang paling awal masuk Islam
15.  Thalhah bin Ubaidillah - Termasuk yang paling awal masuk Islam
16.  Sa'ad bin Abi Waqqas - Salah satu orang pertama yang menerima Islam
17.  Khalid bin Sa`id - Termasuk yang paling awal masuk Islam
18.  Abu Ubaidah bin al-Jarrah - Termasuk yang paling awal masuk Islam
19.  Khabbab bin al-Aratt - Di antara 10 orang pertama yang masuk Islam
20.  Said bin Zaid - Masuk Islam sebelum Umar bin Khattab
21.  Fatimah binti al-Khattab - Masuk Islam sebelum Umar bin Khattab
22.  Abu-Hudhayfah bin Utbah - Termasuk yang paling awal masuk Islam
23.  Mus`ab bin `Umair - Termasuk yang paling awal masuk Islam
24.  Hamzah bin ‘Abd al-Muttalib - Masuk Islam pada tahun 616 M
25.  Asma binti Abu Bakar - Sekitar orang kedelapan belas yang masuk Islam
26.  Aisyah binti Abu Bakar - Orang yang kedua puluh atau keduap puluh satu yang masuk Islam
27.  Umar bin Khattab - Sekitar orang ke lima belas atau keenam belas pada tahun keempat sebelum hijriah (617 M – 618 M)
28.  Umm Salama (Hindun binti Abi Umayyah) - Termasuk yang paling awal masuk Islam
29.  Abdullah bin Abdul-Asad - Termasuk yang paling awal masuk Islam
30.  Sauda binti Zam'ah - Termasuk yang paling awal masuk Islam

b. al-Abadillah
Diantara sahabat Nabi yang diberi gelaran dengan al-abadillah, jamak dari Abdullah ada empat orang, yaitu:
1.      Abdullah bin Umar bin al-Khattab (w.73 H)
2.      Abdullah bin Abbas (w.68 H)
3.      Abdullah bin al-Zubayr (w.68 H)
4.      Abdullah bin Amr bin al-Ash (w.50 H)


c. Mutaqaddimah
Ulama mutaqaddimin adalah para ulama’ yang hidup pada abad ke-2 dan ke-3 Hijriah yang telah menghimpun hadits-hadits Nabi SAW. di dalam kitab 3 mereka yang mereka dapatkan melalui kunjungan langsung ke guru-guru mereka.
Diantara ulama’ Mutaqaddimin yang telah berhasil menghimpun hadits-hadits Nabi SAW. di dalam mereka adalah :
1.      Imam Ahmad Ibn Hanbal (164 – 241H)
2.      Imam Bukhori (194 – 256 H)
3.      Imam Muslim (220 – 261 H)
4.      Imam Al-Nasa’i (215 – 303 H)
5.      mam Abu Daud (202 – 276 H)
6.      Imam Al-Tirmidzi (209 – 269 H)
7.      Imam Ibn Majjah (202 – 279 H)

d. Muta’akhirah
Ulama mutaakhirin adalah para ulama’ hadits yang hidup pada abad ke-4 Hijriah dan seterusnya.
Diantara tokoh-tokoh Muta’akhirun adalah :
1.      Imam Al-Hakim (359 – 405 H)
2.      Imam Al-Dar al-Quthni (w – 385 H)
3.      Imam Ibn Hibban (w – 354 H)
4.      Imam al-Thabrani (w – 360H)